Steve Holland Dipecat Yokohama F-Marinos: Kegagalan Singkat di Liga Jepang

Masa kerja Steve Holland sebagai manajer Yokohama F-Marinos berakhir lebih cepat dari perkiraan. Mantan asisten pelatih timnas Inggris itu resmi dipecat klub hanya empat bulan setelah ditunjuk sebagai pelatih kepala awal musim 2025. Keputusan mengejutkan ini diumumkan langsung melalui laman resmi klub Jumat lalu, menandai salah satu periode kepelatihan tersingkat dalam sejarah J-League.
“Yokohama F-Marinos hari ini mengumumkan keputusan untuk mengakhiri kerja sama dengan Steve Holland,” bunyi pernyataan resmi klub. Patrick Kisnorbo, yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih kepala, akan mengambil alih posisi manajer sementara sampai klub menemukan pengganti permanen.
Latar belakang pemecatan ini menarik untuk ditelusuri. Holland yang dikenal sebagai tangan kanan Gareth Southgate di timnas Inggris sejak 2016, sebenarnya datang dengan reputasi mentereng. Namun catatan buruknya di Marinos sungguh mengejutkan – hanya meraih 2 kemenangan dari 10 pertandingan liga, dengan 5 kekalahan dan 3 hasil imbang. Performa tim yang cenderung tidak konsisten dan kesulitan menerapkan filosofi permainan menjadi alasan utama pemecatan dini ini.
Analisis statistik menunjukkan beberapa masalah krusial selama era Holland:
- Rata-rata hanya mencetak 1,1 gol per pertandingan (terburuk kedua di liga)
- Kebobolan 1,8 gol per laga
- 6 dari 10 pertandingan gagal mempertahankan keunggulan
- Hanya memenangi 20% duel udara
Sumber internal klub mengungkapkan bahwa Holland kesulitan beradaptasi dengan budaya sepak bola Jepang yang sangat berbeda dengan Eropa. “Dia ingin menerapkan sistem Inggris yang sangat fisik, padahal pemain kami lebih terbiasa dengan permainan teknikal dan cepat,” ujar salah satu staf yang enggan disebutkan namanya yaitu mnctoto link alternatif.
Kisnorbo yang kini mengambil alih bukanlah nama asing. Pelatih asal Australia ini sudah satu tahun lebih berkarya di Marinos sebagai pelatih kepala dan memahami betul karakter pemain. Tantangannya adalah bagaimana segera membenahi mental tim yang sempat goyah di bawah Holland.
Pemecatan ini menjadi catatan buruk bagi Holland yang sebelumnya sukses bersama Southgate membawa Inggris ke final Euro 2020. Nasibnya kontras dengan rekan sejawatnya di Eropa yang justru sedang naik daun. Kabar terakhir menyebutkan beberapa klub Championship Inggris sudah menyatakan minat, tapi Holland disebut lebih memilih istirahat sejenak.